SIMALUNGUN - Tudingan publik terhadap informasi miring yang menyebutkan aliran Sungai Bah Tongguran dialiri limbah cair berasal dari hasil proses pengolahan tandan buah segar kelapa sawit tersebut ditepis pihak Manajemen Unit PKS Sei Mangkei, hingga akhirnya menyampaikan klarifikasi.
Seperti yang diketahui, PT Kawasan Industri Nusantara merupakan badan usaha yang dihunjuk sebagai pengelola, pelayanan, pengembangan dan pemasaran Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei. Sementara, keberadaan PKS Sei Mangkei merupakan salah satu tenantnya.
Hal ini disampaikan, Juniardi selaku Bagian Dokumen Sertifikasi mewakili Manajemen PTPN IV Regional I Unit PKS Sei Mangkei, terkait penanganan limbah salah satu layanan PT Kinra terhadap PKS di KEK Sei Mangkei, Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun, Rabu (07/08/2024), sekira pukul 10.56 WIB.
"PT Kinra memiliki layanan dan bertanggung jawab terhadap operasional seluruh tenantnya, termasuk pengelolaan limbah milik PKS ini, " sebut pria yang menjabat Bagian Dokumen Sertifikasi PTPN IV Regional I Unit PKS Sei Mangkei melalui pesan percakapan selularnya.
Selain itu, Juniardi juga menjelaskan, pihaknya memiliki ketentuan standart yang diberlakukan perusahaan perihal penanganan berbagai jenis limbah dan pelestarian lingkungan hidup. Ia juga menegaskan, dalam hal pengawasan dilakukan pemerintah pusat melalui Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia.
"Operasional penanganan limbah dari PKS ditangani PT Kinra menggunakan.mesin pompa disalurkan ke pipa yang dialirkan ke WTP I (Instalasi Penanganan Air Limbah ; red), " jelas Juniardi.
Selanjutnya, Juniardi menambahka, secara berkala.pihaknya melakukan pemeriksaan kondisi pipa dari PKS mengantisipasi kebocoran dan pihak manajemen juga menerapkan sistem RKL / RPL dilaksanakan.setiap semester dengan melibatkan stake holder termasuk kalangan masyarakat.
"Untuk melakukan pengujian, maka per semester kita ada pembuatan dokumen RKL /RPL dan pelaksanaannya menghadirkan kepala desa.setempat, perwakilan karyawan dan wawancara dengan masyarakat, " tutup Juniardi.
Sebelumnya diberitakan, salah seorang warga bermarga Damanik mengatakan, genangan cairan limbah PKS Sei Mangkei itu berbuih dan warnanya coklat tua, terlihat di aliran Sungai Bah Tongguran itu pasca turunnya hujan deras seminggu yang lalu.
Kemudian, warga berkeluh kesah lantaran limbah cair yang mengalir di Sungai Bah Tongguran ini merusak lingkungan dan ekosistem. Selain itu, warga tak lagi dapat memanfaatkan air sungai yang telah tercemar.
"Sekarang ini warga tidak dapat lagi menemukan ikan khas yang hidup di aliran sungai. Ekosistem Ikan tawar yang ada tidak berkembang lagi dan telur ikan dipastikan rusak akibat cairan limbah, " tandasnya.
Di sisi lain, sejumlah warga menyampaikan, protesnya kepada pihak Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Simalungun yang tidak mau peduli atas keluhan terhadap kerusakan lingkungan hidup di seputaran Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei.
"Masa depan anak cucu kita takkan dapat menikmati hidup akibat kerusakan lingkungan seperti ini dibiarkan tanpa pencegahan, penanggulangan dan penindakan, " pungkas Damanik.